Senin, 13 Februari 2023

 

PENERAPAN KEYAKINAN KELAS/ BOX ALAT SWALAYAN KELAS XII TITL SMK NEGERI 1 MAMUJU



Keyakinan kelas adalah nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama.  Nilai-nilai Kebajikan bahwa menekankan pada keyakinan seseorang akan lebih memotivasi seseorang dari dalam. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna. Murid-murid pun demikian, mereka perlu mendengarkan dan memahami arti sesungguhnya tentang peraturan-peraturan yang diberikan, apa nilai-nilai kebajikan dibalik peraturan tersebut, apa tujuan utamanya, dan menjadi tidak tertarik, atau takut sehingga hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan-peraturan yang mengatur mereka tanpa memahami tujuan mulianya. 

Nilai kebajikan yang dtanamkan dalam diri para siswa akan menjadi motivasi intrinsik bagi mereka untuk melaksanakan kesepakatan kelas dengan tidak merasa terpaksa dan terbebani melakukan kesepakatan tersebut. Nilai-nilai kebajikan yang akan ditanamkan membutuhkan pembiasaan dari setiap siswa secara terus menerus dan tentu dipantau oleh guru yang bertanggung jawab terhadap kelas atau pelajaran yang diajarkan. Jika sudah terbentuk pembiasaan maka dengan sendirinya keteladanan akan muncul, dan bisa menjadi contoh yang baik bagi siswa dari kelas lain untuk diikuti.

Mengapa Keyakinan Kelas yang dipilih untuk menjadi topik bahasan?

  • Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit.
  • Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
  • Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
  • Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas.
  • Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut.
  • Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.
  • Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.

 

Latar belakang pemilihan judul Box Alat Swalayan untuk dijadikan suatu keyakinan kelas:

Pada umumnya SMK di Kabupaten Mamuju belum dilengkapi dengan tenaga teknisi dan laboran untuk melayani siswa dalam menyediakan dan merawat alat praktik sehingga guru kejuruan selain berfungsi sebagai instruktur maka juga berfungsi sebagai tenaga laboran sekaligus teknisi bengkel. Hal ini juga saya alami selaku guru Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) yang harus melayani praktikum 30-36 siswa dalam 1 kelas dan juga harus berfungsi ganda menjadi teknisi dan laboran.  Bisa dibayangkan begitu repotnya saya dengan situasi seperti ini kalau tidak melakukan inovasi untuk meringankan beban kerja yang berlipat ganda dengan usia yang tidak muda lagi menjelang 50 tahun.Inovasi yang saya lakukan sebenarnya sangat sederhana tetapi membawa dampak positif yang besar bagi keberlangsungan praktik siswa di kelas yang saya ajar. Penerapan box alat swalayan ini juga saya imbaskan ke sesama teman sejawat untuk membantu mereka.

 

Model Penerapan Box Alat Swalayan:

Model penerapannya adalah di tiap penutup kotak peralatan sudah dilengkapi dengan daftar isi kotak yang kondisinya semua baik dan layak pakai. Guru hanya menyediakan 1 box alat untuk setiap siswa di meja alat, selanjutnya siswa secara bergantian akan memeriksa keadaan alat baik kondisi maupun jumlahnya sesua daftar alat dan tidak memerlukan lagi format Bon Alat seperti praktik terdahulu. Apabila kondisi dan jumlah alat sesuai, maka siswa akan menerima box alat untuk lanjut praktik.

Jika ada salah satu alat yang rusak atau kurang, maka siswa tidak akan berani menerima karena konsekuensinya akan mengganti dengan alat baru jika ketahuan dalam boxnya ada yang kurang atau rusak. Siswa berhak meminta ganti atau tambahan alat sebelum lanjut praktik. Demikian pula jika siswa sudah selesai praktik, maka mereka harus mengecek lagi jumlah dan kondisi alat yang telah dipinjam. Jika kondisi dan jumlah sidah sesuai maka akan diterima kembali oleh guru.

Pada saat pengembalian alat ini ditumbuhkan kejujuran siswa untuk bisa mengakui dan menjelaskan keadaan alat yang sesungguhnya pada box alat yang ia pertanggungjawabkan. Jika memang ada yang hilang atau rusak maka sebagai konsekuensinya siswa tersebut harus bertanggung jawab untuk memperbaiki bahkan menggantinya sesuai dengan spesifikasi peralatan. Jika saat pengembalian tidak ditanamkan budaya disiplin untuk mengantri, maka akan sulit dipantau mana siswa yang bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan tersebut.

Selama pelaksanaan praktikum siswa wajib menjaga ketengangan praktik dengan tidak saling mengganggu/ mencolek teman, mengambil alat teman, dan bersenda gurau. Mereka akan terlatih fokus pada benda kerja di hadapannya masing-masing. Tempat bertanya mereka adalah guru pembimbing praktiknya. Jika praktik sudah selesai, maka setiap siswa wajib mengembalikan benda kerja ke tempat semula, membersihkan area kerja dan membuang sampah pada tempatnya. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap jadi prioritas utama dalam pelaksanaan praktik.

Dengan inovasi sederhana ini ada beberapa kekurangan yang bisa teratasi diantaranya:

  • Tidak memerlukan format bon alat lagi, yang ada tinggal bon bahan praktik.
  • Ketidaktersediaan tenaga laboran dapat diatasi dengan adanya box alat yang melayani sendiri.

 

Nilai karakter yang muncul akibat pembiasaan dan keteladanan penggunaan box alat swalayan:

  • Tanggung Jawab : siswa masing-masing akan bertanggung jawab penuh  terhadap kondisi alat praktik yang dipinjam, jika ada kerusakan maka konsekuensinya memperbaiki atau mengganti dengan alat baru.
  • Jujur : siswa akan terbiasa jujur melaporkan keadaan alat yang dipinjam walaupun tidak ada pengawasan melekat karena box alatnya gampang dipantau oleh guru.
  • Disiplin : siswa terbiasa antri mengambil dan mengembalikan alat, menjaga ketertiban praktik, dan membersihkan area kerja.

 

Untuk video lengkapnya silakan diklik tautan video praktik baiknya di link berikut:

https://youtu.be/TIVUKWhFBhg

Kamis, 07 November 2019

JURNAL PENELITIAN TAHUN 2016


RANCANG BANGUN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAFFIC LIGHT MINI DENGAN KENDALI SMART RELAY PADA MATA PELAJARAN INSTALASI MOTOR LISTRIK
Jurniati
Guru SMKN 1 Rangas Mamuju.

Abstrak

Kebutuhan pasar akan teknologi terkini terkait pengontrolan listrik membuat saya berfikir untuk membuat rancang bangun modul praktik pengontrolan listrik berbasis kontrol smart relay dengan memanfaatkan bahan-bahan praktek yang ada di bengkel untuk memudahkan siswa mengamati secara langsung dengan konsep miniatur pengoperasian pengontrolan listrik. Judul penelitian adalah “Rancang Bangun Pembuatan Media Pembelajaran Traffic Light Mini dengan Kendali Smart Relay pada Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik.”
            Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan (research & development) dikembangkan dengan mengadopsi langkah-langkah pengembangan model ADDIE (Analysis, Design, Define, Implementation, & Evaluation). Validasi media dilakukan sebanyak 3 kali, analisis data untuk validasi pakar menggunakan rumus Gregory, uji coba luas menggunakan analisis IPA (Important Performance Analysis)CSI(customer Satisfaction Index).
            Hasil penelitian pada validasi kualitatif dan uji coba terbatas menunjukkan bahwa perlu adanya perbaikan penyempurnaan pemasangan kabel dan sambungan yang kurang rapi dan kuat agar media tahan terhadap benturan serta pemakaian yang lama. Hasil validasi uji coba luas dilakukan sebanyak dua kali  membutuhkan beberapa revisi pada item-item tertentu, namun secara keseluruhan setelah revisi ke dua selesai diketahui bahwa siswa secara umum puas dengan hasil produksi media yang dibuat oleh guru.
Kata Kunci:     media pembelajaran, zelio, smart relay, traffic light, ADDIE, IPA.


















PENDAHULUAN

Sejalan dengan perkembangan dibidang pengontrolan motor listrik maka terjadi pula pergeseran pada sistem pengaturan sistem Operasi yang semula menggunakan Sistem Relay kemudian ke Digital Analog kemudian ke Direct Digital Control. Contoh penggunaan teknologi ini adalah penggunaan smart relay atau PLC dikarenakan kehandalan dan kemudahan dalam pengontrolnya. Salah satu smart relay yang mudah digunakan adalah Zelio yang diprogram dengan menggunakan zeliosoft.  Perkembangan teknologi ini  menjadikan tantangan bagi para guru SMK khusunya program keahlian Teknik Ketenagalistrikan  untuk mencoba memproduksi suatu modul latih praktikum SMK yang dapat memudahkan proses pembelajaran.
Siswa SMK khususnya program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik harus diberikan keterampilan untuk merancang dan membuat rangkaian traffic light yang dikontrol dengan teknologi terbaru dari pengontrolan listrik. Fenomena ini juga yang terjadi di sekolah sehingga saya berfikir untuk membuat rancang bangun modul praktik pengontrolan listrik berbasis smart relay dengan memanfaatkan bahan-bahan praktek yang ada di bengkel untuk memudahkan siswa mengamati secara langsung dengan konsep miniatur pengoperasian pengontrolan listrik, sehingga penelitian ini saya berikan judul “ Rancang Bangun Pembuatan Modul Traffic Light Mini dengan Kendali Smart Relay untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik.”

A.      IDENTIFIKASI MASALAH

1.        Salah satu faktor peningkatan kompetensi siswa dalam belajar dipengaruhi oleh kemampuan guru untuk menerapkan metode pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran.
2.        Pekembangan teknologi di bidang Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) terutama pengontrolan listrik yang dulunya menggunakan komponen elektromagnetik kini sudah banyak menggunakan komponen digital berbasis komputer seperti Programable Logic Controller (PLC) maupun smart relay.
3.        Kebutuhan kota dengan frekuensi kendaraan yang semakin padat membutuhkan rangkaian lampu lalu lintas berbasis komputer menuntut  siswa siswi dibekali keterampilan untuk merangkai lampu lalu lintas tersebut sebagai calon teknisi yang akan bekerja di masyarakat.

B.       PERTANYAAN PENELITIAN

Dari identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan pertanyaan  penelitian sebagai berikut:
1.        Bagaimana cara merancang media pembelajaran traffic light yang dikontrol dengan smart relay zelio SR3B101FU?
2.        Bagaimana cara membuat  media pembelajaran traffic light yang di kontrol dengan smart relay zelio SR3B101FU?
3.        Bagaimana hasil pembuatan media pembelajaran traffic light yang di kontrol dengan smart relay zelio SR3B101FU yang sudah divalidasi ?

A.      TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian adalah:
1.        Mampu merancang media pembelajaran traffic light yang dikontrol dengan smart relay zelio SR3B101FU.
2.        Mampu membuat media pembelajaran traffic light yang dikontrol dengan smart relay zelio SR3B101FU.
3.        Dapat menjelaskan hasil pembuatan media pembelajaran traffic light yang di kontrol dengan smart relay zelio SR3B101FU yang sudah divalidasi.

B.       MANFAAT PENELITIAN

1.                       Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian berikutnya yang relevan.
2.                  Manfaat praktis
a.         Bagi siswa: diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatan minat belajar dan kreativitas siswa kelas XI Listrik SMK Negeri 1 Rangas dengan kemudahan yang disediakan oleh smart relay Zelio SR3B101FU dan software Zeliosoft yang disimulasikan dengan modul traffic light.
b.        Bagi guru: diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran tuntas dan menyenangkan khususnya pada pembahasan pengendalian mesin listrik dengan Programable Logic Controller (PLC) di sekolah. Melalui cara dan strategi yang diterapkan, guru akan memiliki pengalaman yang baru.
c.         Bagi sekolah: hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan. Dengan suasana belajar yang menyenangkan itu, mudah-mudahan semangat kerja segenap warga sekolah baik guru, siswa, kepala sekolah.

C.      SPESIFIKASI PRODUK

1.      Bahan pembuatan bodi media adalah kombinasi plywood dan papan acrylic.
2.      Media lampu menggunakan lampu indikator ukuran kecil bertegangan AC 220 V.
3.      Pengontrolnya adalah smart relay type SR3B101FU.
4.      Software yang digunakan adalah Zeliosoft 2 pada operasi windows 64 bit.
5.      Ukuran fisik media sebesar 40 x 30 x 20 cm.

DESKRIPSI TEORI
A.      KAJIAN PUSTAKA
1.        Media pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari "medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Djamarah &  Zain, 2013: 120). Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Menurut Aristi R. (2004: 7) media umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian media pembelajaran merupakan wahana penyuluh informasi belajar atau penyalur pesan berupa materi ajar oleh guru kepada siswa menjadi lebih dengan pembelajaran yang dilakukan.

2.        Lampu Lalu Lintas (Traffic light).

Lampu lalu lintas adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang dipersimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra cross), dan tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah. Pengaturan lalu lintas di persimpangan jalan dimaksudkan untuk mengatur pergerakan kendaraan pada masing-masing  kelompok pergerakan kendaraan agar dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar arus yang ada (Gunoto, M. Irsyam, & Wijaya, tanpa tahun: 2).  Lampu lalu lintas, seperti yang kita ketahui, berfungsi sebagai lampu pengendali arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan tempat penyeberangan pejalan kaki dan tempat arus lalu lintas lainnya.
Dengan penjelasan  di atas dapat disimpulkan bahwa lampu lalu lintas atau traffic light adalah lampu yang digunakan untuk mengatur kelancaran lalu lintas di suatu persimpangan jalan dengan cara memberi  kesempatan pengguna jalan dari masing-masing arah untuk berjalan secara bergantian. Karena fungsinya yang begitu penting maka lampu lalu lintas harus dapat dikendalikan atau dikontrol semudah dan seefisien mungkin guna memperlancar arus lalu lintas di suatu persimpangan jalan. 

3.        Zelio Smart Relay

Smart relay adalah suatu alat yang dapat diprogram oleh suatu bahasa tertentu yang biasa digunakan pada proses automasi. Smart relay memiliki ukuran yang kecil dan relatif ringan.dibuat. Smart relay (keluarga PLC) menggantikan logika dan pengerjaan sirkuit kontrol relay yang merupakan instalasi langsung pada aplikasi sistem otomasi sederhana. Dengan smart relay rangkaian kontrol   cukup   dibuat   dengan software(Nuwolo & Kusmantoro, tanpa tahun: 1).  Salah satu contoh   Smart   Relay   yang dibuat oleh Schneider Telemecanique adalah   Zelio dengan software zeliosoft.
Fungsi smart relay adalah merupakan suatu bentuk khusus dari pengontrol berbasis mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat deprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dengan aturan tertentu dan dapat mengimplementasikan fungsi-fungsi khusus seperti fungsi logika, sequencing, pengatur waktu (timing), pencacahan (counting) dan aritmetika dengan tujuan mengontrol mesin-mesin dan proses-proses yang akan dilakukan secara otomatis dan berulang-ulang. Smart relay dirancang sebaik mungkin agar mudah dioperasikan dan dapat diprogram oleh non-programmer khusus. Oleh karena itu perancang smart relay telah menempatkan sebuah program awal (interpreter) di dalam piranti ini yang memungkinkan pengguna menginput program-program kontrol sesuai dengan kebutuhan mereka dalam kebutuhan mereka dalam suatu bentuk bahasa pemrograman yang relatif sederhana dan mudah untuk dimengerti dan dapat diubah atau diganti dengan mudah sesuai dengan kebutuhan.
Bentuk fisik dan bagian-bagian Zelio smart relay adalah sebagai berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI3a23n9SqnkOkdDtcv3V8nZXcdzYe62ggpEnJlnD__1Up8HJWOIEInqTUoSSaglKYDzik3nw0tujSTtxt2HI7ZoKdfH71rlOz-Anb27ZhWPmItEyJ_mpjIK7zQB3q497LGwxhX3wIFsg/s1600/antarmuka+zelio+smart+relay.jpg
Gambar 2‑01 Bagian-bagian  Zelio Smart Relay
Keterangan :
1.      dua lubang dudukan pengikat,
2.      dua terminal power suply,
3.      koneksi terminal input,
4.      layar display LCD untuk mengontrol dan memonitor,
5.      slot untuk koneksi interface ke PC,
6.      tombol untuk memrpogram dan memasukan  parameter,
7.      koneksi terminal output.

4.        Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk merupakan peluang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.
Menurut Philip & Kotler (2007: 9) dimensi kualitas produk meliputi:
a)        Kinerja (performance). Dimensi ini menunjukkan tingkat operasi produk atau kegunaan dasar dari suatu produk misalnya kemudahan, dan kenyamanan dalam berbisnis dan sebagainya.
b)        Keistimewaan tambahan (features). Yaitu sifat yang menunjang fungsi dasar produk, misalnya kelengkapan interior dan eksterior dan sebagainya.
c)        Keandalan (reliability). Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.
d)        Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications). Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya standar keamanan terpenuhi.
e)        Daya tahan (durability). Ketahanan mencerminkan suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.
f)         Estetika (asthethic). Keindahan menunjukkan bagaimana penampilan atau daya tarik produk terhadap pembeli, misalnya bentuk fisik yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.
Dari kriteria di atas diambil kinerja, keandalan, daya tahan,  dan estetika untuk mengukur kualitas media pembelajaran yang akan dibuat karena keterbatasan daya pendukung pembuatan media di laboratorium sekolah.

B.       PRODUK/MODEL KONSEPTUAL

Gambar 2‑04 Model konseptual produk
            Bentuk awal modul adalah simulasi traffic light dengan kontrol relay elektromagnetik dengan bentuk fisik yang agak melebar karena mengandung 5 timer dan 4 relay.

 

METODE PENELITIAN

A.      JENIS DAN DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian dilakukan untuk membuat media pembelajaran  praktik yang akan digunakan di bengkel Pengontrolan motor listrik pada mata pelajaran Instalasi Motor listrik.
Desain penelitian menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Develompment, Implementation, dan Evaluation).

B.       WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Waktu penelitian direncanakan mulai  bulan juni  sampai bulan oktober 2016. Tempat penelitian dilaksanakan di bengkel Pengontrolan Listrik  Program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Rangas.



C.      HIPOTETIK MODEL

 





 (a)Tampak atas                                                          (b) tampak 3D
Gambar 3‑01 Layout media
            Penelitian ini mengembangkan model konseptual yang tadinya menggunakan pengontrolan elektromagnetik dengan bentuk fisik media yang agak besar kemudian mengganti rangkaian kontrolnya dengan zelio smart relay yang bentuk fisiknya lebih kecil dan menggunakan teknologi terkini dari sistem pengendali listrik.
           

D.      LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN  MEDIA

Langkah-langkah penelitian mengadopsi 10 langkah penelitian Borg & GallDick & Carry  dalam Mulyatiningsih (2014:  5) sebagai berikut: melakukan penelitian pendahuluan untuk mengumpulkan informasi,, melakukan perencanaan termasuk uji ahli atau expert judgement,mengembangkan jenis /bentuk produk awal,melakukan uji coba lapangan tahap awal,melakukan revisi produk,melakukan uji coba lapangan utama,melakukan revisi produk,melakukan uji  lapangan opeasional,melakukan revisi produk akhir, dan mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk.
Alur pengembangan media digambarkan seperti pada gambar di bawah ini:







Gambar 3‑02 Model Prosedural Pengembangan Media.

E.       SUBYEK PENELITIAN

Subyek penelitian adalah siswa kelas XI TITL SMKN 1 Rangas Mamuju dengan rincian: 6 orang untuk uji coba tahap awal, 33 orang untuk uji coba luas.

F.       TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Observasi, angket.

G.      INSTRUMEN PENELITIAN

1.        Lembar observasi, lembar angket.

H.      ANALISIS DATA

1.        Analisis kualitatatif.

Analisis hasil penilaian validasi pakar dilakukan dengan analisis valididtas isi Gregory dengan rumus:
Hasil kesimpulan dari kesepakatan kedua pakar diambil berdasarkan perhitungan dengan hasil akhir seperti pedoman diagram di bawah:
Gambar 3‑03Model kesepakatan antar penilai dalam validitas isi
Sedangkan untuk analisis datanya menggunakan program Ms Excell 2010.

2.        Analisis kuantitatif.

Hasil observasi dan instrumen angket yang dikumpulkan siswa untuk mengetahui kualitas, daya tahan, dan tampilan produk dianalisis dengan analisis IPA (Importance Performance Analysis) dengan program SPSS.
Langkah pertama untuk analisis kuadran adalah menghitung rata-rata penilaian kepentingan dan kinerja untuk setiap atribut dengan rumus:
                            
dimana:
 Bobot rata-rata tingkat penilaian kinerja atribut ke-i
 Bobot rata-rata tingkat penilaian kepentingan atribut ke-i
n   = Jumlah responden

Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja untuk keseluruhan atribut dengan rumus berikut dan dianalisis dengan program SPSS 20.
                            
dimana:
 Bobot rata-rata tingkat penilaian kinerja atribut ke-i
 Bobot rata-rata tingkat penilaian kepentingan atribut ke-i
n   = Jumlah atribut